Sabtu, 09 Januari 2016

Artikel Pendidikan-Pengangguran Bertitle Sarjana



Sarjana Kok Nganggur

Oleh:
Rima Wulan Safitri/13141433/5H


            Dulu banyak stigma masyarakat yang beranggapan bahwa gelar sarjana adalah jalan tol tercepat untuk mobilisasi dari kelas bawah menuju kelas menengah bahkan kelas atas, karena memang mereka percaya pendidikan adalah harapan dan jalan untuk mengubah status sosial seseorang. Sarjana adalah kebanggaan sekaligus kunci mendapatkan pekerjaan. Tapi realita yang terjadi sarjana hanya sebuah gelar tanpa ada pembuktian yang jelas. Lagi-lagi jumlah angka pengangguran bertitle sarjana semakin tinggi, banyak  sarjana mengalami kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan. Ini jelas akibat gelar atau title akedemik selalu diagung-agungkan sebagai suatu kebanggaan yang sangat mengagumkan tanpa memperdulikan dan memperhitungkan kualitas intelektual dari si pemilik gelar. Diperparah lagi budaya gengsi yang masih terus berkembang sehingga para sarjana lebih mementingkan status sosial daripada hasil kerja keras dan karya sendiri. Hal ini juga mengakibatkan mereka tak mampu melihat lagi potensi diri yang sebenarnya. Ditambah dengan sistem pendidikan Indonesia yang cenderung menciptakan generasi pekerja bukan pencipta lapangan pekerjaan.
            Tentu saja hal ini menimbulkan permasalahan baru di kalangan masyarakat. Kebanyakan dari mereka mulai berpikir bahwa pendidikan bukan lagi  kunci penentu kesuksesan seseorang. Untuk apa menghabiskan banyak biaya, banyak waktu sekaligus pikiran hanya untuk menyandang gelar sarjana yang jelas-jelas belum tentu mampu menjadikan mereka kaya di masa depan. Lantas jika keadaan ini masih terus berlanjut maka akan menggugurkan niat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang jauh lebih tinggi. Keinginan dan semangat generasi muda untuk melanjutkan pendidikan pun semakin memudar.
            Sehingga seharusnya maraknya pengangguran bertitle sarjana ini  harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Sistem pendidikan Indonesia perlu diperbaiki, karena selama ini pendidikan hanya cenderung difokuskan untuk mempelajari teori-teori.  Sehingga memang akan terbentuk sarjana muda berpengetahuan luas yang tercetak, namun soal keterampilan masih cukup minim. Oleh karena itu seharusnya pendidikan tidak hanya sebatas teori tetapi pengembangan keterampilan juga sangat perlu untuk dikembangkan. Dan yang terpenting mindset para sarjana Indonesia perlu diubah, karena sejatinya sarjana adalah gelar yang harus mampu dipertanggungjawabkan oleh si pemilik sebagai suatu pembuktian bahwa seseorang itu mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan mereka yang bukan sarjana. Mereka adalah pelopor dan penggerak yang harus mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta mampu memanfaatkan peluang yang ada sesuai potensi yang dimiliki bukan hanya sekedar menunggu kesempatan. Sehingga para sarjana harus mampu keluar dari kungkungan budaya gengsi yang masih terus berkembang. Karena menjadi sukses itu adalah sebuah proses dan kerja keras. Sarjana harus berkarya dan mampu mengubah presepsi masyarakat. Sarjana adalah harapan bangsa dan negara untuk memajukan peradaban bangsa, karena jika banyak sarjana menjadi pengangguran terdidik maka bangsa ini akan semakin tersisih. Ingat kata UNESCO “Pendidikan adalah kunci untuk memperbaiki kualitas bangsa sekaligus kualitas hidup manusia.” 
Jangan pernah menyalahkan pendidikan karena pendidikan itu selalu baik, yang perlu diperbaiki adalah sistem, pelaksana dan pemakainya!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar