Sarjana Kok Nganggur
Oleh:
Rima Wulan Safitri/13141433/5H
Dulu banyak stigma masyarakat yang beranggapan
bahwa gelar sarjana adalah jalan tol tercepat untuk mobilisasi dari kelas bawah
menuju kelas menengah bahkan kelas atas, karena memang mereka percaya pendidikan
adalah harapan dan jalan untuk mengubah status sosial seseorang. Sarjana adalah
kebanggaan sekaligus kunci mendapatkan pekerjaan. Tapi realita yang terjadi
sarjana hanya sebuah gelar tanpa ada pembuktian yang jelas. Lagi-lagi jumlah
angka pengangguran bertitle sarjana semakin tinggi, banyak sarjana mengalami kesulitan dalam mencari
lapangan pekerjaan. Ini jelas akibat gelar atau title akedemik selalu
diagung-agungkan sebagai suatu kebanggaan yang sangat mengagumkan tanpa
memperdulikan dan memperhitungkan kualitas intelektual dari si pemilik gelar.
Diperparah lagi budaya gengsi yang masih terus berkembang sehingga para sarjana
lebih mementingkan status sosial daripada hasil kerja keras dan karya sendiri. Hal
ini juga mengakibatkan mereka tak mampu melihat lagi potensi diri yang
sebenarnya. Ditambah dengan sistem pendidikan Indonesia yang cenderung
menciptakan generasi pekerja bukan pencipta lapangan pekerjaan.
Tentu saja hal ini menimbulkan
permasalahan baru di kalangan masyarakat. Kebanyakan dari mereka mulai berpikir
bahwa pendidikan bukan lagi kunci penentu
kesuksesan seseorang. Untuk apa menghabiskan banyak biaya, banyak waktu
sekaligus pikiran hanya untuk menyandang gelar sarjana yang jelas-jelas belum
tentu mampu menjadikan mereka kaya di masa depan. Lantas jika keadaan ini masih
terus berlanjut maka akan menggugurkan niat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang jauh lebih tinggi. Keinginan dan semangat generasi
muda untuk melanjutkan pendidikan pun semakin memudar.
Sehingga seharusnya maraknya
pengangguran bertitle sarjana ini harus
mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Sistem pendidikan Indonesia perlu diperbaiki,
karena selama ini pendidikan hanya cenderung difokuskan untuk mempelajari
teori-teori. Sehingga memang akan
terbentuk sarjana muda berpengetahuan luas yang tercetak, namun soal keterampilan
masih cukup minim. Oleh karena itu seharusnya pendidikan tidak hanya sebatas
teori tetapi pengembangan keterampilan juga sangat perlu untuk dikembangkan.
Dan yang terpenting mindset para sarjana Indonesia perlu diubah, karena sejatinya
sarjana adalah gelar yang harus mampu dipertanggungjawabkan oleh si pemilik sebagai
suatu pembuktian bahwa seseorang itu mempunyai kemampuan lebih dibandingkan
dengan mereka yang bukan sarjana. Mereka adalah pelopor dan penggerak yang harus
mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta mampu memanfaatkan peluang yang ada sesuai potensi yang dimiliki bukan hanya sekedar menunggu kesempatan. Sehingga
para sarjana harus mampu keluar dari kungkungan budaya gengsi yang masih terus
berkembang. Karena menjadi sukses itu adalah sebuah proses dan kerja keras.
Sarjana harus berkarya dan mampu mengubah presepsi masyarakat. Sarjana adalah harapan bangsa dan
negara untuk memajukan peradaban bangsa, karena jika banyak sarjana menjadi
pengangguran terdidik maka bangsa ini akan semakin tersisih. Ingat kata UNESCO “Pendidikan adalah
kunci untuk memperbaiki kualitas bangsa sekaligus kualitas hidup manusia.”
Jangan pernah menyalahkan pendidikan karena pendidikan itu selalu baik, yang perlu diperbaiki adalah sistem, pelaksana dan pemakainya!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar